Cara Membuat Hidroponik Mudah untuk Pemula

Cara Membuat Hidroponik Mudah untuk Pemula

Cara membuat hidroponik relatif mudah bahkan untuk pemula. Jika Anda suka berkebun tapi tidak suka menggali tanah atau susah menemukan jenis tanah yang tepat, hidroponik adalah opsi yang sempurna untuk dicoba. Hidroponik adalah metode tanam dalam larutan air dan nutrisi tanpa menggunakan tanah.

Metode ini sebenarnya sudah ada sejak lama, dan negara yang terkenal dengan sistem hidroponiknya adalah Jepang, faktor yang mempengaruhinya adalah ketersediaan lahan sempit. Dengan perkembangan zaman, sistem ini juga berkembang di negara lain termasuk Indonesia.

[toc]

Tujuan Membuat Tanaman Hidroponik

Cara Membuat Hidroponik untuk Pemula

Tujuan utama hidroponik adalah menyediakan lingkungan nutrisi yang ideal untuk kinerja tanaman yang optimal, yang selanjutnya diikuti dengan tujuan lain sebagai berikut:

1. Menghasilkan Tanaman yang Lebih Sehat

Tanaman hidroponik menerima makanan yang hampir seimbang dan jarang bersentuhan dengan hama dan penyakit yang ditularkan melalui tanah, sehingga tanaman lebih sehat dan bergizi. Rasanya pun diklaim lebih lezat dari pada yang ditanam di tanah.

2. Mengurangi Pestisida

Meningkatnya penggunaan pestisida yang mengandung zat beracun berdampak negatif pada tanah pertanian, air di dalam tanah dan air di sekitarnya, bahkan membahayakan kesehatan manusia jika terhidup. Dan hidroponik hadir untuk mengurangi resiko tersebut.

Karena hidroponik tidak membutuhkan herbisida, fungisida, dan pestisida, sistem tanam ini akhirnya mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida besar-besaran dan secara efektif membuat udara, air, tanah, dan makanan jadi lebih bersih

3. Menumbuhkan Tanaman Lebih Cepat

Sistem hidroponik bekerja dengan mengurangi tekanan air dan nutrisi ke tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan otomatis menghasilkan panen yang lebih tinggi.

4. Menghemat Air

Sistem hidroponik menghemat air dengan mencegah penguapan dan limpasan. Karena itu daerah yang langka air atau tanahnya tidak subur tetap bisa menumbuhkan tanaman dengan menggunakan hidroponik.

Cara Membuat Media Hidroponik

 

Cara Membuat Hidroponik untuk Pemula

Media hidroponik adalah media tanam untuk menggantikan tanah, bukan untuk memberi nutrisi, tapi agar akar tanaman dapat menopang bobot tanaman dan menahannya. Media tanam hidroponik yang paling populer adalah:

1. Rockwool

Media ini steril, berpori, mudah menyerap air, tapi tidak mudah rusak. Sebagian besar terdiri dari granit dan / atau batu kapur yang sangat panas dan meleleh, kemudian dipintal menjadi benang kecil seperti permen kapas dalam bentuk lembaran.

2. Sabut kelapa

Media ini memiliki pH netral, dapat menahan kelembaban dengan baik, dan memungkinkan aerasi yang baik untuk akar. Sabut kelapa hadir dalam dua bentuk, serat sabut dan serpihan sabut.

Keduanya terbuat dari sabut kelapa, satu-satunya perbedaan adalah ukuran partikel. Ukuran partikel serat sabut hampir sama dengan tanah pot, sedangkan ukuran partikel serpihan kelapa lebih mirip serpihan kayu kecil.

3. Perlite

Terdiri dari mineral yang mengalami panas sangat tinggi yang kemudian berkembang seperti popcorn sehingga menjadi sangat ringan dan mudah menyerap air. Perlite bisa digunakan sendiri atau dicampur dengan jenis media tanam lainnya.

4. Vermiculite

Media ini adalah mineral silikat yang menyerupai perlite, yang juga dapat mengembang saat terkena panas sangat tinggi, sangat ringan, dan mudah menyerap air.

5. Batuan sungai

Media ini cukup murah (tergantung dari mana Anda mendapatkannya), dan tersedia dalam berbagai ukuran. Anda juga bisa menggunakan batu biasa dari halaman belakang jika ingin lebih hemat. Namun pastikan untuk membersihkan batuan sebelum menggunakannya.

6. Serutan halus kayu

Jika memilih media tanam ini, Anda harus memastikan bahwa serutan terbuat dari kayu kering dan tidak mengandung fungisida kimia apa pun. Media jenis ini biasanya digunakan untuk tempat tidur hamster dan kelinci, jadi Anda bisa membelinya di toko perlengkapan hewan peliharaan.

7. Sekam padi

pH keseluruhan dari sekam padi berkisar dari 5,7 hingga 6,5, yang tepat dalam kisaran pH untuk sebagian besar tanaman yang ditanam secara hidroponik. Tapi pastikan sekam padi yang Anda gunakan bebas kontaminan, seperti beras, spora jamur, bakteri, serangga, dan benih gulma.

Setelah menentukan salah satu jenis media tanam dalam daftar di atas, kini Anda bisa membuat rak hidroponik sendiri dengan alat dan bahan berupa pipa paralon, pisau/gunting, media tanam pilihan Anda, kain sumbu, gelas plastik bekas, gergaji pipa, bor, dan pompa air. Selanjutnya ikuti langkah-langkah ini:

  • Potong pipa sesuai dengan yang Anda butuhkan.
  • Buatlah lubang untuk menempatkan tanaman dengan jarak yang sama antar lubang. Untuk diameter lubang, besar kecilnya bisa Anda sesuaikan dengan jenis tanaman.
  • Kemudian susun pipa di ruangan/lahan Anda. Sebagai penyangga rak, Anda bisa menggunakan pipa, besi, atau kayu. Jangan lupa untuk menghubungkan ujung pipa satu sama lain menggunakan konektor pipa siku.
  • Lubangi gelas plastik bekas dan isi dengan media tanam yang Anda pilih.
  • Masukkan gelas plastik ke dalam lubang pipa untuk nantinya dimasukkan bibit tanaman.

Cara Membuat Tanaman Hidroponik

Cara Membuat Hidroponik untuk Pemula

Tak perlu pengalaman bertahun-tahun kok untuk menerapkan sistem tanam hidroponik, cukup ikuti langkah-langkah cara membuat hidroponik berikut:

1. Pilih Tanaman

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memutuskan jenis tanaman apa yang ingin Anda tanam. Keputusan ini akan membantu Anda menentukan sistem hidroponik apa yang akan digunakan, pencahayaan, dan luas ruangan yang dibutuhkan.

Hampir semua tanaman hias, buah, dan sayur bisa ditanam dengan sistem hidroponik. Selada, kangkung, bayam, lobak, wortel, dan sayuran berdaun hijau lainnya adalah yang paling mudah tumbuh di kebun hidroponik. Anda juga bisa mencoba strawberry, mentimun, kemangi, dan aneka tanaman bumbu lainnya.

2. Tentukan Lokasi

Selanjutnya pilih lokasi yang tepat untuk kebun hidroponik Anda, seperti rumah kaca atau basement. Bisa juga di teras atau balkon rumah. Anda tidak perlu menyiapkan lahan besar, pastikan saja permukaan tanah/lantainya rata. Bahkan untuk penghuni rumah kecil atau apartemen, hidroponik tetap bisa diterapkan.

Untuk lokasi indoor, pilih ruangan dengan suhu yang sesuai dengan kondisi untuk menanam tanaman dan jangan lupa memperhatikan area sekitarnya, seperti jauhkan dari kontaminasi asap dapur, AC, dan ruangan pengap. Plus, tambahkan lampu tanam yang sesuai dengan jenis tanaman.

Jika lokasi yang Anda pilih adalah di luar ruangan, Anda harus melindungi area dari elemen-elemen luar seperti memasang atap, penghalang angin, pagar hewan ternak, serta pilih lahan yang jauh dari tempat sampah dan area banjir.

Anda juga harus memeriksa level air lebih sering karena penguapan di luar ruangan tentu saja lebih cepat dari pada di dalam ruangan. Dan selama suhu luar dingin, tanaman hidroponik harus dibawa masuk ke dalam ruangan dulu. Baru selanjutnya dipindah ke luar ketika cuaca mulai menghangat.

3. Pilih Satu Sistem

Dalam penerapannya, menanam tanaman dengan hidroponik bisa dilakukan dengan berbagai sistem atau teknik. Pilihlah satu sistem di bawah ini yang paling sesuai dengan ruang dan anggaran Anda:

a. Wick System

Sistem ini adalah bentuk paling dasar dari hidroponik dan pilihan yang bagus untuk pemula karena caranya sangat sederhana. Cara kerja sistem ini adalah menggunakan sumbu atau kain yang terhubung antara larutan nutrisi dengan media tanam.

Tanaman terbaik untuk digunakan dalam sistem ini adalah selada atau tumbuhan yang tumbuh cepat. Tanaman herbal seperti rosemary yang tidak membutuhkan banyak air juga merupakan pilihan terbaik, sedangkan tanaman yang membutuhkan banyak air seperti tomat tidak akan cocok.

b. Water Culture System

Sistem ini bekerja dengan cara merendam akar tanaman dengan campuran air dan larutan nutrisi. Papan styrofoam adalah alat yang paling banyak digunakan sebagai tempat meletakan tanaman karena berfungsi baik menahan tanaman agar dapat mengapung.

Bersama dengan itu, biasanya pompa air digunakan untuk membuat gelembung pada larutan nutrisi agar dapat menyuplai oksigen ke akar tanaman. Sistem ini sangat bagus diterapkan untuk menanam bayam, kangkung, atau jenis tanaman lain yang memerlukan banyak air dan akarnya harus tenggelam.

c. NFT (Nutrient Film Technique)

sistem ini cukup populer di kalangan petani hidroponik karena desainnya sederhana namun efektif. Cara kerjanya adalah menggunakan pipa untuk membagikan air nutrisi ke akar tanaman.

Aliran airnya dibuat terus-menerus menggunakan pompa tapi bagian akar tidak semuanya direndam, sehingga akar bisa mengambil oksigen. Sistem ini paling cocok untuk menumbuhkan tanaman ringan yang tumbuh cepat seperti berbagai jenis selada dan tanaman tahunan seperti strawberry.

d. Ebb & Flow System

Sistem ini relatif murah dan sangat fleksibel. Konsep dasar sistem ini sangat sederhana, yaitu tanaman ditempatkan di nampan, yang secara berkala diisi dengan air yang kaya nutrisi yang dipompa keluar dari reservoir di bagian bawah.

Sistem menggunakan gravitasi untuk mengembalikan air ke reservoir untuk digunakan kembali. Sistem ini tampaknya rumit untuk pemula karena melibatkan begitu banyak komponen yang berbeda, tapi semua komponen mudah didapat dan dapat dirakit dalam waktu yang sangat singkat.

Setelah dirakit, sistem ini membutuhkan sedikit perawatan dan menghasilkan tanaman sehat secara efisien, serta sangat sedikit penggunaan listrik dan air.

e. Drip sistem

Sistem ini menggunakan pipa/selang untuk meneteskan larutan nutrisi ke dalam media tanam secara terus menerus. Sistem ini menghindarkan tanaman dari tergenang air dan kekeringan. Waktu tetes juga bisa disesuaikan, sehingga lebih efektif untuk Anda yang memiliki jadwal padat.

f. Aeroponyc

Sistem ini termasuk canggih dan mahal, sehingga lebih banyak digunakan oleh mahasiswa pertanian dan pusat penelitian. Sistem ini bekerja dengan nozzle (selang penyebar) untuk membuat butiran-butiran sangat kecil yang menyerupai kabut, yang kemudian diserap oleh tanaman.

4. Pilih Media Tanam

Di antara media tanam yang tersedia dalam daftar di poin sebelumnya (sekam padi, serabut kelapa, serutan kayu, dll) Anda bisa memilih salah satu atau mengkombinasikan beberapa. Tapi untuk jenis sayuran tertentu (seperti tanaman bawang merah atau putih), Anda bisa memilih air saja.

5. Tumbuhkan Bibit Tanaman

Anda bisa menumbuhkan bibit tanaman sendiri atau membeli yang sudah jadi. Opsi kedua adalah yang termudah jika Anda tidak punya banyak waktu untuk menanam benih sendiri atau belum punya pengalaman menumbuhkan benih.

Baik membeli atau menumbuhkan sendiri, kuncinya adalah pilih bibit tanaman tersehat. Kemudian hilangkan semua tanah dari akarnya. Cara termudah membersihkan kotoran dari akar tanaman adalah merendam bagian akar dalam air suam-suam kuku.

Hindari air yang terlalu dingin atau panas, karena bisa membuat bibit tanaman syok. Jika sudah, pisahkan akar dari sisa-sisa tanah dengan hati-hati lalu tanam ke dalam wadah yang berisi media tanam.

6. Tambahkan Cahaya

Untuk tanaman yang Anda tempatkan di dalam ruangan, tambahkan lampu langit-langit untuk mendorong pertumbuhan tanaman jangka panjang yang stabil. Opsi terbaik adalah lampu LED yang ramah lingkungan dan ramah anggaran.

7. Berikan Nutrisi yang Tepat

Sebelumnya Anda harus tahu pH sistem tanaman Anda untuk memilih nutrisi yang tepat. Sedangkan untuk menentukan pH, Anda bisa menggunakan pH meter atau kertas lakmus.

8. Pantau Pertumbuhan Tanaman

Periksa level air setiap hari atau setidaknya dua hari sekali, tergantung pada cuaca dan tingkat penguapan. Periksa juga hama dan penyakit yang mungkin terjadi pada tanaman. Karena letak tanaman berdekatan, satu tanaman saja sakit bisa dengan cepat menginfeksi yang lain, jadi segera singkirkan tanaman sakit.

BACA JUGA : Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Cara Membuat AB Mix untuk Hidroponik

Nutrisi Tanaman Hidroponik

 

AB mix adalah pupuk tanaman hidroponik yang harganya cukup mahal, yaitu Rp 85.000-Rp 120.000 per 1000 liter hasil larutan pupuk. Tapi selain membeli, Anda juga bisa membuatnya sendiri dengan cara berikut:

Pertama siapkan alat dan bahan berupa:

  • Pupuk NPK Mutiara 1 sdm, atau pupuk NPK 16-16-16 10 gr
  • Pupuk KCL 10 gr
  • Pupuk gandasil D atau growmore hijau 5 gr
  • Air bersih 10 liter dalam ember atau wadah besar lainnya
  • Gelas plastik bekas 3 buah
  • Timbangan dan alat pengaduk

Selanjutnya ikuti panduan berikut:

  • Isi ketiga gelas plastik dengan air 100 ml/gelas.
  • Masukkan pupuk gandasil, KCL, dan pada setiap gelas plastik alias terpisah.
  • Aduk pupuk hingga tercampur rata dengan air. Pastikan tidak ada endapan.
  • Masukkan ketiga larutan tersebut dalam ember yang berisi sisa air sebanyak 9700 ml tadi dan aduk sampai rata.
  • Formula ini bisa bisa digunakan untuk tanaman vegetatif sayur seperti sawi dan kangkung. Untuk cabai, Anda harus menambahkan 10 gr pupuk urea, dan 15-20 gr untuk mentimun dan terong.

Cara Membuat Hidroponik untuk Pemula

Setelah mempelajari cara membuat hidroponik, Anda juga harus tahu nih berapa modal yang kira-kira Anda butuhkan. Modalnya memang tergantung dari banyak faktor, tapi estimasinya adalah sebagai berikut:

  • Media tanam (misalnya rockwool) Rp 60.000/slab
  • Pipa paralon Rp 28.000- Rp 84.000/batang, tergantung merk
  • Kain flanel Rp 25.000/meter
  • Mesin pompa Rp 150.000
  • Larutan nutrisi Rp 100.000

Jadi, estimasi total biaya untuk pemula dan dalam jumlah tanaman yang sedikit adalah sekitar Rp 385.000, dengan harga pipa yang diambil adalah Rp 50.000

Kesimpulan

Buah dan sayur yang ditanam secara hidroponik tidak hanya lebih mudah ditanam dan dirawat, tapi juga terasa lebih enak dan bergizi. Karena Anda bisa memantau tanaman Anda setiap saat dan tau apa saja yang masuk ke dalamnya. Plus, sistem berkebun ini bisa dilakukan di mana saja termasuk lahan kecil.

Baca Juga Artikel Yang Berkaitan Dengan Tanaman Hidroponik :

Berbagi infromasi dari setiap tulisan

You might also like
close