Tanaman Hidroponik : Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Tanaman Hidroponik : Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Tanaman hidroponik merupakan jenis tanaman yang ditanam tidak menggunakan tanah. Penggunaan air sebagai media tanam bertujuan sebagai sumber asupan nutrisi pengganti tanah agar tanaman tetap bisa hidup dan tumbuh dengan baik.

Tidak kalah dengan tanaman yang ditanam dengan media tanah, tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik memiliki kualitas yang baik, sehat, dan bergizi karena mengutamakan pemenuhan nutrisi pada tanaman. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tanaman hidroponik, simak ulasan berikut.

[toc]

Tanaman Hidroponik Adalah

Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Tanaman hidroponik adalah tanaman yang dibudidayakan dengan media bukan berupa tanah, namun menggunakan air sebagai media tanamnya. Cara ini banyak digunakan oleh petani modern, karena lebih hemat tempat atau lahan.

Meski tidak menggunakan tanah, tanaman yang dihasilkan dari cara hidroponik ini dapat menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan aman dikonsumsi. Hal ini dikarenakan tanaman hasil hidroponik tidak membutuhkan pestisida atau herbisida yang berbahaya.

Karena media tanamnya menggunakan air, Anda tidak perlu menyiram tanaman seperti yang harus Anda lakukan apabila menanam dengan media tanah. Teknik penanaman dengan cara hidroponik juga dianggap sebagai budi daya yang ramah lingkungan.

Unsur terpenting dalam hidroponik yaitu media tanam, air, asupan oksigen, dan unsur hara. Untuk melakukan penanaman secara hidroponik, ada 3 metode yang bisa Anda lakukan, yaitu metode hidroponik kultur agregat, hidroponik kultur air, dan hidroponik nutrient film technique.

Hidroponik kultur agregat merupakan metode hidroponik dengan menggunakan pasir, kerikil, arang, sekam bakar, dan bahan lainnya yang sudah steril sebagai media tanamnya. Untuk metode kultur air menggunakan larutan hara mikro dan makro yang diletakkan pada bagian dasar media tanam.

Metode lainnya yaitu hidroponik nutrient film technique yaitu metode penanaman yang dilakukan di selokan sempit dan panjang. Anda juga bisa membuatnya dengan lempengan logam anti karat yang tipis sebagai media tanamnya.

Meski menghasilkan tanaman yang berkualitas dan hemat tempat, cara hidroponik masih banyak diragukan dan kurang mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan karena banyaknya anggapan jika hasil panen hidroponik terbilang cukup rendah secara kuantitasnya.

Selain itu, tidak semua tanaman bisa dikembangkan dengan cara hidroponik. Hanya tanaman dengan periode singkat saja yang bisa dikembangkan dengan teknik dan cara hidroponik. Namun, apabila Anda tidak memiliki lahan yang luas untuk bercocok tanam, Anda bisa mencoba cara hidroponik ini.

Cara hidroponik juga sangat dianjurkan apabila lahan yang digunakan kurang subur. Penggunaan air sebagai media tanam bisa memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Beberapa tanaman yang bisa tumbuh dengan baik yaitu bayam, tomat, melon, dan beberapa tanaman lainnya.

Media Tanam Hidroponik

Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik meski hanya dengan air sebagai media tanamnya. Fungsi air adalah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Berikut ini adalah media tanam untuk hidroponik yang paling banyak digunakan.

1. Sekam Bakar

Fungsi dari media tanam yaitu harus mampu menyimpan air, oksigen, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertumbuh dan berkembang. Selain itu, media tanam juga harus bisa menjaga kelembaban dengan efektif dan memiliki sistem drainase yang baik.

Sekam bakar menjadi pilihan tepat karena memiliki semua fungsi tersebut. Sekam bakar sendiri merupakan kulit padi yang dibakar. Sekam bakar sangat cocok dijadikan sebagai media tanam karena harganya murah dan bobotnya yang ringan, sehingga tidak akan membebani akar tanaman.

Penggunaan media tanam berupa sekam akan membantu tanaman terbebas dari hama dan penyakit karena telah melalui tahap sterilisasi berupa proses pembakaran. Akar tanaman juga akan lebih bebas, karena sifat sekam yang sangat poros.

2. Rockwool

Selain sekam bakar, Anda juga bisa menggunakan rockwool sebagai media tanam hidroponik. Rockwool merupakan busa yang terbentuk dari kumpulan serat. Media ini cocok digunakan untuk menanam tanaman yang periode tanamnya singkat dan termasuk media yang ramah lingkungan.

Kelebihan rockwool adalah kemampuannya menyerap nutrisi yang terkandung di dalam air dan mampu mengikat akar dengan baik. Tanaman yang cocok ditanam dengan media tanam ini yaitu tomat dan cabai.

3. Sabut Kelapa

Sabut kelapa memiliki daya serap yang tinggi, sehingga bagus untuk dijadikan sebagai media tanam hidroponik karena mampu menyimpan air dengan daya tampung yang banyak dan kuat. Sabut kelapa juga menyimpan banyak kandungan nutrisi yang baik untuk tanaman, seperti magnesium dan kalsium.

4. Spons

Spons bisa menjadi media tanam yang baik karena mampu menyerap air dengan baik. Namun, spons memiliki beberapa kelemahan, seperti strukturnya yang kurang kuat, mudah hancur, dan tidak mampu bertahan lama, sehingga tidak cocok digunakan untuk media tanaman yang masa panennya lama.

5. Kerikil

Kerikil atau batuan kecil juga bisa dijadikan sebagai media tanam hidroponik. Media tanam ini mampu mengedarkan zat hara dan udara yang membantu akar tanaman tumbuh dengan baik. Apabila Anda menggunakan kerikil, Anda harus menyiram sesering mungkin karena sifatnya yang cepat kering.

Saat ini, Anda sudah bisa menemukan banyak kerikil sintetis yang dijual di pasaran. Dibanding kerikil biasa, kerikil sintetis memiliki kelebihan yaitu sistem drainase yang lebih baik dan kemampuan menyerap air yang sempurna, sehingga kelembaban tanaman akan selalu terjaga.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Cara Menanam Hidroponik

Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Ada beberapa cara menanam hidroponik yang bisa Anda lakukan di rumah. Langkah pertama yaitu tahap penyemaian. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses penyemaian yaitu nampan plastik dan gunting.

Pada tahap penyemaian, Anda bisa menggunakan rockwool sebagai media tanam. Berikut ini adalah cara penyemaian bibit tanaman menggunakan rockwool.

  • Siapkan rockwool, kemudian potong dengan ukuran 3 x 3 cm berbentuk persegi.
  • Buat cekungan pada setiap potongan dan susun ke dalam nampan plastik. Gunakan nampan plastik dengan bentuk persegi agar lebih efektif untuk meletakkan potongan rockwool.
  • Setelah potongan rockwool tersusun rapi, basahi rockwool dengan air menggunakan semprotan agar tidak terlalu basah.
  • Beri cekungan dengan kedalaman sekitar 25 mm pada bagian tengah rockwool. Anda juga bisa menggunakan lidi untuk membuat lubang kecil pada potongan rockwool.
  • Masukkan benih tanaman pada setiap lubang. Untuk satu lubang, cukup masukkan satu benih saja.
  • Tutup nampan menggunakan plastik, kemudian simpan selama 2 sampai 3 hari hingga benih tumbuh.
  • Jika sudah tumbuh daun, Anda bisa memindahkan bibit tanaman ke tempat dengan cahaya yang cukup.
  • Periksa kondisi bibit secara rutin untuk memantau perkembangan bibit. Jangan lupa untuk selalu menyiram rockwool menggunakan semprotan agar kebutuhan air tetap terpenuhi.
  • Jika bibit sudah mulai tumbuh daun sejatinya, Anda bisa memindahkan bibit ke media tanam hidroponik.

Tahap yang tidak kalah penting setelah tahap penyemaian yaitu perawatan dan pemeliharaan. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, bibit tanaman akan tumbuh dengan baik dan maksimal. Berikut ini adalah cara perawatan tanaman hidroponik yang wajib Anda lakukan.

  • Lakukan pengamatan dan pemeriksaan secara berkala dan rutin untuk memerika keadaan tanaman.
  • Memberikan tambahan larutan nutrisi sesuai keadaan tanaman.
  • Apabila ada tanaman yang layu atau mati, segera pindahkan tanaman tersebut supaya tidak memengaruhi pertumbuhan tanaman yang lain.
  • Pastikan asupan nutrisi dan aliran airnya lancar.
  • Karena tidak menggunakan pestisida atau herbisida, Anda bisa melakukan pengecekan berkala terhadap hama atau tanaman pengganggu lainnya (gulma).

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Cara Membuat Hidroponik

Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Cara membuat hidroponik sangat mudah dan bisa dilakukan di manapun karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Anda bisa menyulap teras rumah atau halaman rumah yang kecil untuk bercocok tanam dan memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar Anda.

Cara membuat hidroponik ini juga terbukti membantu Anda meningkatkan kreativitas dalam mengolah dan menciptakan media baru untuk bercocok tanam.  Anda bisa menggantungnya pada tembok atau membuat rak susun penyangga media tanam.

Bagi Anda yang masih pemula dalam hal penanaman secara hidroponik, Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara yang terbilang mudah dan sederhana. Ada 2 cara yang bisa Anda lakukan untuk bercocok tanam secara hidroponik yaitu sebagai berikut.

1. Cara Membuat Hidroponik dengan WICK

Cara ini banyak digunakan karena mudah dan bahan-bahannya murah. Dengan cara ini, Anda bisa memanfaatkan barang bekas di sekitar Anda agar lebih hemat. Cara menanam hidroponik dengan WICK yaitu sebagai berikut.

  • Siapkan alat dan bahan, seperti botol air mineral, alat pemotong (pisau/gunting), solder atau paku untuk melubangi botol, sumbu kompor atau kain flannel, dan air nutrisi.
  • Langkah selanjutnya yaitu memotong botol bekas menjadi dua bagian, kemudian beri lubang pada tutup botol.
  • Gabungkan kedua bagian botol yang sudah dipotong yaitu dengan cara membalikkan bagian moncong botol menghadap bawah, lalu pasang sumbu kompor atau kain flannel pada lubang tutup botol.
  • Setelah sumbu kompor atau kain flannel terpasang pada lubang tutup botol, Anda harus memastikan apakah sumbu kompor atau kain flannel sudah benar-benar bisa menyerap air nutrisi.
  • Ambil bibit tanaman secukupnya saja, lalu tanam bibit pada bagian atas botol dengan media tanam secukupnya dan isilah dengan air nutrisi pada bagian bawah botol.

2. Cara Membuat Hidroponik dengan NFT

Penanaman hidroponik dengan cara NFT ini merupakan cara yang paling populer dan banyak digunakan. Cara ini memiliki konsep cara penanaman dengan posisi akar tanaman tidak terlalu dalam untuk menjaga sirkulasi udara.

Cara NFT ini terfokus pada pemberian nutrisi, asupan oksigen, dan air agar selalu tercukupi dan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Berikut ini adalah cara menanam hidroponik dengan NFT (Nutrient Film Technique).

  • Siapkan pompa dan beberapa talang atau pipa, lalu lubangi pipa dengan menyesuaikan panjangnya.
  • Beri jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya, kemudian susun pipa atau talang untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat menanam tanaman.
  • Siapkan penampung yang posisinya lebih rendah pada bagian ujung pipa atau talang.
  • Pasang pompa untuk memudahkan dalam mengalirkan air nutrisi.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Teknik dalam Hidroponik

Nutrisi Tanaman Hidroponik

1. Teknik NFT (Nutrient Film Technique)

Teknik ini merupakan teknik hidroponik yang paling banyak digunakan, karena mudah dan konsepnya yang sederhana. Teknik ini menggunakan wadah atau tabung untuk menempatkan tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggunakan teknik ini akan dibiarkan menggantung pada larutan nutrisi.

Pada teknik ini, sistem larutan air nutrisi akan mengalir secara terus-menerus, sehingga Anda tidak membutuhkan timer pada pompa. Teknik NFT ini cocok diterapkan pada tanaman berdaun, misalnya selada air, bayam, dan kangkung.

2. Wick System

Selain teknik NFT, teknik yang mudah, sederhana, dan cocok untuk pemula yaitu wick system. Teknik wick system ini termasuk penggunaan sistem pasif di mana nutrisi yang dialirkan menggunakan media tanam berupa wadah dan sumbu.

Wick system ini hanya cocok diterapkan pada tanaman dengan ukuran kecil dengan periode tanam yang singkat. Wick system juga tidak cocok untuk diterapkan pada tanaman yang membutuhkan asupan air dalam jumlah banyak.

3. Water Culture System

Dengan teknik ini, tanaman akan ditempatkan pada rakit yang mengapung pada air nutrisi agar akar tanaman dapat terendam dengan sempurna. Teknik ini akan membuat akar tanaman tersuspensi secara langsung dengan larutan air nutrisi dan udara.

Untuk mencukupi asupan udara pada tanaman, teknik ini menggunakan bantuan diffuser udara dan pompa akuarium. Semakin banyak gelembung yang dihasilkan, maka akar tanaman akan mengalami pertumbuhan yang cepat untuk menyerap air nutrisi.

4. Aeroponic System

Sistem aeroponik dianggap sebagai sistem hidroponik yang canggih karena bisa menghasilkan tanaman dengan cepat dan berkualitas unggulan. Proses pemberian larutan nutrisi pada sistem ini dalam bentuk kabut agar langsung masuk dan mudah diserap oleh akar tanaman.

Pemberian larutan nutrisi berbentuk kabut ini dapat dikatakan sangat efektif untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman akan lebih mudah dalam menyerap nutrisi karena mengandung banyak oksigen yang baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5. Drip System

Teknik ini merupakan teknik penanaman dengan sistem tetes. Sistem ini juga cukup populer di kalangan petani hidroponik. Untuk mengontrol pompa, Anda membutuhkan timer pengingat, sehingga ketika pompa dinyalakan, pompa dapat meneteskan air nutrisi untuk masing-masing tanaman.

6. EBB & Flow System

Media tanam untuk pertumbuhan tanaman menggunakan teknik ini yaitu dengan cara diletakkan pada sebuah wadah yang sudah diberi larutan air nutrisi. Lalu, larutan nutrisi tersebut dialirkan dan dikembalikan ke dalam bak penampungan secara terus-menerus.

Pada teknik ini, Anda membutuhkan pompa yang terhubung dengan timer pengingat. Pastikan Anda menggunakan wadah berukuran besar. Anda juga harus mengatur jarak antar tanaman, agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dan tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang lain.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Contoh Tanaman Hidroponik

Nutrisi Tanaman Hidroponik

Setelah Anda mengetahui beberapa cara dan teknik hidroponik, Anda perlu mengetahui tanaman apa saja yang cocok untuk dibudidayakan dengan cara hidroponik, karena tidak semua tanaman dapat dikembangkan dengan cara ini. Berikut ini adalah beberapa contoh tanaman hidroponik.

1. Tomat

Di Indonesia, produksi tomat terhitung cukup tinggi sebagai bahan pembuatan sambal, jus, dan makanan lainnya. Budi daya tomat dengan cara hidroponik juga dipercaya dapat menghasilkan buah yang lebih segar dan sehat.

Cara penanamannya juga sangat mudah. Anda cukup menyediakan media tanam poly bag dengan sekam atau arang. Karena tanaman tomat sangat rentan terhadap hama, Anda harus melakukan pengecekan dan perawatan secara intensif.

2. Stroberi

Buah dengan rasa manis dan sedikit masam ini banyak diminati oleh masyarakat, baik sebagai camilan maupun jus yang menyegarkan. Kandungan vitamin C pada buah ini juga sangat baik untuk tubuh. Pertumbuhan stroberi dengan cara hidroponik juga dinilai lebih cepat dan rasa buahnya lebih enak.

Hasil panen yang diperoleh dari teknik hidroponik juga dinilai lebih banyak dibanding teknik penanaman seperti biasanya. Dengan teknik hidroponik, kandungan vitamin pada stroberi akan lebih terjaga sehingga baik untuk dikonsumsi dan lebih sehat.

3. Timun

Bagi Anda yang suka sekali dengan lalapan, Anda bisa menanam timun sendiri dengan secara hidroponik. Kandungan magnesium, folat, mangan, leutin, dan klorofil pada timun sangat baik untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan depresi.

Timun hasil hidroponik juga lebih sehat, karena bebas pestisida. Kandungan air yang tinggi membuat timun tidak hanya baik dikonsumsi dan melancarkan pencernaan saja, namun bisa Anda gunakan sebagai masker wajah.

4. Melon

Tidak hanya buah dengan ukuran kecil saja yang bisa dikembangkan dengan cara hidroponik. Melon merupakan salah satu jenis tanaman buah-buahan yang bisa ditanam dengan sistem hidroponik. Hasilnya pun memuaskan.

Pengolahan dan perawatan tanaman melon juga cukup mudah. Melon yang dibudidayakan dengan cara ini tetap bisa tumbuh dan membesar dengan sempurna, Anda hanya perlu menyediakan media tanam dan lahan yang sedikit lebih luas dibanding tanaman lainnya.

5. Mawar

Tanaman yang memiliki bunga cantik dan warna menarik ini juga bisa dikembangkan melalui sistem hidroponik. Untuk budi daya mawar hidroponik, Anda tidak perlu menyiapkan lahan yang luas. Anda bisa membuat taman mini menggunakan pipa atau paralon yang sudah diisi dengan media tanam.

6. Tanaman Herbal

Tanaman herbal seperti daun basil, daun mint, dan ketumbar juga bisa Anda budidayakan dengan cara hidroponik. Anda bisa menanamnya menggunakan media air sebagai pengganti tanah. Tanaman herbal yang dihasilkan dari sistem hidroponik akan lebih segar dan sehat.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Budidaya Tanaman Hidroponik

Nutrisi Tanaman Hidroponik

Seiring berjalannya waktu, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Budi daya tanaman dengan sistem hidroponik adalah salah satu hasil inovasi teknologi dalam bidang pertanian yang bisa Anda terapkan. Dengan cara hidroponik, Anda tidak perlu repot lagi menyiapkan lahan luas.

Budi daya tanaman secara hidroponik memang sangat menguntungkan. Tidak hanya segi kuantitas saja, teknik ini juga menghasilkan tanaman dengan kualitas terbaik. Berikut ini adalah kelebihan atau keunggulan dari sistem hidroponik.

  • Hemat tempat, memaksimalkan lahan yang terbatas, dan lebih ramah lingkungan.
  • Tidak menggunakan pestisida berbahaya, sehingga tidak merusak tanah.
  • Tanaman yang dihasilkan lebih sehat, steril, dan bisa dimakan seluruh bagiannya.
  • Hasilnya banyak dan pertumbuhan tanaman lebih cepat.
  • Bisa tumbuh kapan pun tanpa mengenal musim.
  • Tidak bergantung pada cuaca, sehingga penanaman bisa dilakukan kapan pun, baik saat cuaca panas maupun dingin.
  • Pemeriksaan terhadap kondisi pertumbuhan akar tanaman lebih mudah dilakukan.
  • Menghemat penggunaan pupuk.
  • Tanaman lebih kuat dan tidak mudah terserang hama atau penyakit.
  • Hemat air karena tidak memerlukan penyiraman air setiap hari.
  • Hemat tenaga, efisien, dan efektif, karena tidak memerlukan pengolahan lahan.

Di samping kelebihan dan keunggulannya, sistem penanaman secara hidroponik juga memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelemahan dari budi daya hidroponik.

  • Membutuhkan modal yang lumayan besar untuk menyiapkan media tanam dan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.
  • Alat-alat yang digunakan untuk budi daya hidroponik masih cukup langka dan sulit ditemukan di pasaran, sehingga Anda akan cukup mengalami kesulitan saat membutuhkan peralatan untuk proses perawatan tanaman.
  • Biaya yang dibutuhkan lebih tinggi untuk pembelian peralatan dan perlengkapan bercocok tanam, serta biaya pemeliharaan yang terbilang mahal.
  • Budi daya hidroponik membutuhkan ketelitian yang ekstra, sehingga tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
  • Menyita banyak waktu karena Anda diharuskan untuk mengontrol asupan nutrisi dan kadar keasaman pH media tanam sesering mungkin.
  • Anda dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dan ide inovatif untuk menciptakan peralatan penunjang, sehingga Anda bisa menghemat pengeluaran.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Berbagai Nutrisi Tanaman Hidroponik

Nutrisi Tanaman Hidroponik

Tanaman hidroponik sangat membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan nutrisi yang tercukupi dengan baik menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan panen. Berikut ini merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman yang dibudidayakan dengan cara hidroponik.

1. Kalium

Tanaman yang dibudidayakan dengan cara hidroponik sangat membutuhkan asupan kalium untuk proses pertumbuhannya. Kalium bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tanaman dan mempercepat proses pertumbuhan tanaman.

Fungsi kalium adalah untuk mendukung proses fotosintesis pada tanaman, mengatur pergerakan stomata, dan membantu meningkatkan pertumbuhan jaringan meristem. Kalium juga berfungsi untuk menetralkan reaksi sel dari asam organik dan berperan sebagai katalisator pembentukan protein.

Apabila tanaman hidroponik tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau busuk akibat kehilangan daya oksidasi. Selain itu, pertumbuhannya juga akan terhambat dan penuaan daun menjadi lebih cepat.

2. Nitrogen

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Zat ini sangat dibutuhkan untuk membantu proses pertumbuhan dan pembentukan bagian vegetatif, seperti akar, batang, dan daun.

Nitrogen berfungsi untuk meningkatkan kadar protein, klorofil, dan asam amino pada tanaman. Zat ini juga membantu meningkatkan kualitas tanaman dan mendukung proses pembentukan enzim yang bermanfaat dalam pembentukan daun.

Apabila tanaman tidak mendapatkan asupan nitrogen yang cukup, proses pertumbuhannya akan lambat dan jaringan pada daun akan mati. Namun, apabila pemberian nitrogen terlalu banyak, perkembangan buah akan terganggu dan pematangan biji akan terhambat.

3. Magnesium

Magnesium menjadi bagian penting dalam pertumbuhan tanaman untuk membantu proses pembentukan klorofil, respirasi tanaman, proses metabolisme fosfat, dan aktivitas enzim. Zat ini termasuk dalam unsur hara makro yang mampu mengoreksi keasaman pH pada media tanam.

Apabila kekurangan magnesium, jaringan pada tanaman akan menjadi lemah dan menyebabkan zat hara tidak terangkut dengan sempurna. Kekurangan magnesium juga akan membuat permukaan daun muncul bercak kuning (klorosis).

4. Kalsium

Unsur hara makro yang satu ini akan membantu mempercepat proses pertumbuhan dan pembentukan akar tanaman. Kalsium juga berfungsi untuk mengatur translokasi karbohidrat, mendukung proses pembentukan protein, dan menetralkan asam organik yang sifatnya toksin.

Kalsium juga memiliki peran yang berpengaruh dalam proses pengangkutan air dan unsur hara lainnya yang berguna untuk proses fotosintesis. Pertumbuhan tanaman akan terhambat apabila mengalami kekurangan kalsium yang ditandai dengan bentuk daun dan akar yang keriting dan berlekuk-lekuk.

5. Fosfor

Tanaman sangat membutuhkan asupan fosfor dalam proses pertumbuhannya. Fosfor atau fosfat ini sangat berpengaruh dan dianggap sebagai kunci keberlangsungan pertumbuhan setiap tanaman. Zat ini berperan dalam pembentukan bunga, buah, biji, dan albumin.

Fosfor juga berfungsi untuk mendukung kinerja nitrogen dalam mempercepat proses pematangan buah, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, dan membantu proses pembelahan sel. Jika tanaman kekurangan asupan fosfor, maka pertumbuhannya akan terhambat.

Selain kelima unsur hara di atas, tanaman juga membutuhkan nutrisi lainnya seperti belerang atau sulfur, tembaga, boron, zinc atau seng, zat besi, mangan, klorin, dan beberapa zat lainnya. Agar hasil budi daya tanaman hidroponik maksimal, Anda harus selalu mencukupi asupan nutrisi tanaman.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Jenis Tanaman Hias Hidroponik

Bibit Tanaman Hidroponik

 

Tidak hanya sayuran dan buah saja yang dapat dibudidayakan dengan cara hidroponik, namun tanaman hias untuk mempercantik tampilan rumah Anda juga bisa dikembangkan dengan hidroponik. Berikut ini adalah jenis tanaman hias yang bisa ditanam dengan sistem hidroponik.

1. Aglaonema

Tanaman aglaonema atau yang biasa dikenal dengan sebutan Sri Rejeki merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa dikembangkan dengan cara hidroponik. Tanaman ini memiliki daya tarik pada daunnya yang berwarna hijau dengan corak merah yang menawan.

Tidak hanya cantik, tanaman ini juga bermanfaat sebagai anti polutan atau pembersih udara dari zat atau racun berbahaya. Perawatannya tanaman ini juga sangat mudah. Apabila Anda berminat untuk menanamnya dengan cara hidroponik, Anda bisa menggunakan air atau kerikil sebagai media tanam.

2. Anggrek

Anda tentu sudah tidak asing dengan bunga yang satu ini. Anggrek banyak digemari masyarakat karena kecantikan bunganya. Tanaman ini juga bisa dibudidayakan dengan cara hidroponik dengan menggunakan media tanam berupa arang, sabut kelapa, atau pecahan genting.

3. Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya merupakan tanaman hias yang bisa tumbuh dengan cara hidroponik. Untuk media tanamnya, Anda bisa menggunakan arang atau sekam. Apabila Anda ingin meletakkannya sebagai penghias ruangan, Anda bisa menggunakan hydrogel agar tampilannya lebih estetik.

4. Sirih Gading

Daya tarik tanaman hias yang satu ini terletak pada daunnya yang memiliki corak belang-belang kuning dan hijau yang cantik. Tanaman sirih gading ini cukup tangguh dan mampu bertahan pada kondisi apapun, sehingga Anda bisa menanam tanaman hias ini hanya dengan media tanam berupa air saja.

5. Bunga Matahari

Tanaman bunga matahari bisa dibudidayakan dengan cara hidroponik. Meski tidak bisa diletakkan di dalam ruangan, karena tanaman ini sangat membutuhkan sinar matahari. Namun, Anda tetap bisa menanamnya secara hidroponik menggunakan media air dan larutan nutrisi dengan sistem tetes.

6. Keladi Red Star

Tanaman hias memiliki daya tarik pada warna daunnya yang cantik dan menarik, yaitu warna merah menyala. Anda bisa menanamnya pada media air dan diletakkan di bawah sinar matahari agar tumbuh dengan baik dan subur.

7. Suplir

Tanaman suplir merupakan tanaman yang sangat mudah ditemui dan bisa tumbuh dengan cara hidroponik. Tanaman ini memiliki daun berukuran kecil dan sangat banyak. Anda bisa menanamnya pada pot atau wadah yang sudah diberi larutan hidroponik sebagai media tanamnya.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Jenis Sayuran Hidroponik

Bibit Tanaman Hidroponik

1. Sawi Hijau

Tanaman yang satu ini juga menjadi salah satu tanaman yang banyak dikembangkan dengan cara hidroponik. Karena permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap sawi hijau, banyak orang yang membudidayakannya dengan cara hidroponik.

Selain hemat tempat, nutrisi yang didapat pada sayur sawi hijau juga lebih banyak apabila dilakukan dengan sistem hidroponik. Anda bisa menggunakan media tanam rockwool dan sistem sumbu untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan dan maksimal.

2. Bayam

Permintaan pasar terhadap bayam juga dinilai sangat tinggi. Selain dijadikan sebagai sayur yang menyegarkan, bayam juga dimanfaatkan sebagai bahan baku camilan keripik yang lezat dan nikmat. Bayam juga mengandung vitamin, kalsium, serat, folat, dan protein yang baik untuk tubuh.

Bayam yang ditanam dengan cara hidroponik akan lebih sehat. Pertumbuhannya juga sangat cepat sehingga cocok dibudidayakan dengan sistem hidroponik. Masa tanam bayam tidak boleh lebih dari 26 hari karena akan membuat bayam menjadi pahit dan tidak enak untuk dikonsumsi.

3. Kailan

Anda mungkin masih asing mendengar sayuran yang satu ini. Sayur kailan banyak digunakan di restoran-restoran sebagai salah satu menu masakan andalan. Kailan yang dibudidayakan dengan cara hidroponik akan menghasilkan tekstur yang lebih renyah dan lembut.

4. Pakcoy

Hampir sama dengan kailan, sayur pakcoy juga banyak dibudidayakan dengan cara hidroponik karena perawatannya yang mudah. Pakcoy yang dihasilkan dari hidroponik akan lebih segar dan sehat. Kandungan mineral dan vitamin pada pakcoy juga sangat baik untuk tubuh.

5. Lettuce atau Selada

Sayuran ini sering kali disandingkan dengan makanan lain sebagai pelengkap atau garnish. Perawatannya pun tidaklah sulit, sehingga sering dikembangkan dengan cara hidroponik. Namun, Anda harus sering melakukan pengecekan hama karena tanaman ini mudah terserang hama.

Selada ini sangat cocok ditanam pada iklim tropis. Apabila Anda tertarik budi daya selada di rumah, Anda cukup melakukan penyemaian benih selada. Anda bisa menggunakan media air dan perhatikan asupan nutrisinya agar selada dapat tumbuh dengan baik dan subur.

6. Kangkung

Kangkung merupakan jenis sayuran yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sayuran yang sering diolah menjadi tumis atau oseng ini memiliki tekstur dan rasa yang nikmat, serta kandungan nutrisinya yang baik untuk tubuh.

7. Buncis

Tanaman yang sering dijadikan sebagai sayur atau lalapan ini juga menjadi salah satu jenis tanaman yang bisa dibudidayakan dengan cara hidroponik. Kandungan gizi pada buncis, seperti vitamin A, B, dan C juga baik untuk kesehatan tubuh.

Buncis yang dihasilkan dari penanaman secara hidroponik akan lebih enak dan warnanya lebih hijau. Tidak hanya itu, buncis hidroponik juga lebih sehat, sehingga aman untuk dikonsumsi.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Bibit Tanaman Hidroponik

Bibit Tanaman Hidroponik

Peranan benih pada sistem hidroponik sangatlah penting dan sangat menentukan hasil panen. Jika Anda memilih benih berkualitas unggulan, hasil yang didapat akan maksimal dan memuaskan. Selain itu, Anda juga perlu memerhatikan metode penanaman dengan tepat untuk menghindari gagal panen.

Pemilihan benih tanaman hidroponik dengan kualitas buruk dapat berimbas pada tanaman, sehingga mudah layu, mati, bahkan rusak. Selain memerhatikan kualitas bibit, Anda juga harus memerhatikan asupan nutrisi dan penyesuaian kondisi iklim atau cuaca agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Kebanyakan orang tidak memahami pengertian dan perbedaan antara benih dengan bibit. Mungkin Anda juga berpikir dan berpendapat sama, bahwa benih dan bibit tanaman hidroponik itu sama. Padahal kedua hal tersebut sangat berbeda.

Benih yaitu bakal atau calon tanaman dalam bentuk biji tanaman yang sudah mengalami perlakuan untuk dijadikan sebagai tanaman baru. Bibit tanaman hidroponik sendiri merupakan bakal atau calon tanaman dari hasil penyemaian, sehingga bentuknya sudah bukan berupa biji lagi.

Untuk penyemaian sendiri memiliki arti yaitu proses menaburkan atau menebarkan benih atau biji tanaman pada suatu tempat khusus hingga menghasilkan tunas atau kecambah sebagai calon tanaman. Proses penyemaian ini berlangsung sementara.

Apabila tunas atau kecambah hasil penyemaian telah tumbuh daun sejati, tanaman hasil semai tersebut bisa dipindahkan ke tempat instalasi dewasa untuk mendapatkan perawatan dan pemeliharaan. Karena masih sangat rentan, saat melakukan pemindahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Agar hasil budi daya hidroponik yang Anda lakukan bisa memuaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Anda memilih benih tanaman. Berikut ini adalah cara memilih benih tanaman hidroponik.

  • Anda harus menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam, agar Anda tidak bingung dan ragu saat akan membeli benih.
  • Belilah benih tanaman pada toko yang sudah terpercaya dan terjamin kualitasnya, yaitu dengan melihat testimoni pembeli.
  • Sebelum memutuskan untuk membeli, periksa terlebih dahulu tanggal kedaluwarsanya.
  • Belilah benih yang masih disegel dan hindari membeli benih eceran (repacking) agar kualitas benihnya benar-benar terjamin.

Bisa disimpulkan bahwa perbedaan benih dan bibit terlihat dari fisiknya. Apabila sudah muncul kecambah maka disebut dengan bibit, sedangkan jika belum berkecambah maka disebut dengan benih.

>> LIHAT SELENGKAPNYA <<

Meski biaya perawatannya terbilang mahal, Anda tidak akan menyesal dengan hasilnya. Tanaman hidroponik terbukti dapat menghasilkan tanaman dengan kualitas terbaik, lebih sehat, bergizi, dan aman dikonsumsi karena bebas dari pestisida dan zat beracun lainnya.

Berbagi infromasi dari setiap tulisan

You might also like
close