Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Cara menanam hidroponik mulai banyak dilirik karena hasilnya yang lebih berkualitas dibanding cara penanaman lainnya. Tidak hanya itu, hidroponik juga dianggap lebih praktis dan hemat tempat, sehingga bisa dilakukan di lahan sempit seperti teras atau taman rumah.

Tanaman yang dihasilkan dari budidaya memiliki kualitas yang lebih baik, lebih sehat, dan aman dikonsumsi, karena bebas dari pestisida dan zat berbahaya lainnya. Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui tentang hidroponik, cara penanaman, dan sistem tanam hidroponik secara lengkap.

[toc]

Cara Menanam Sayuran Hidroponik

Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Cara menanam hidroponik cocok diterapkan untuk tanaman seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Bagi Anda yang gemar bercocok tanam, namun memiliki lahan yang terbatas, Anda bisa mencoba cara hidroponik ini.

Dalam penanaman sayuran dengan cara hidroponik yang perlu Anda ketahui terlebih dahulu adalah jenis sayuran yang akan Anda tanam. Jenis sayuran dibedakan menjadi dua, yaitu sayuran daun dan sayuran buah.

Sayuran daun yang bisa ditanam dengan cara hidroponik, contohnya adalah selada, bayam, sawi, kangkung, kailan, dan sebagainya. Untuk sayuran buah contohnya yaitu tomat, timun, terong, cabai, pare, dan sebagainya.

Bagi Anda yang masih pemula, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman secara hidroponik. Berikut ini adalah tahapan cara menanam hidroponik yang harus diperhatikan.

1. Tahap Penyemaian

Tahap pertama yang harus Anda lakukan dalam penanaman secara hidroponik adalah penyemaian bibit sayuran. Anda bisa menggunakan media tanam berupa rockwool untuk skala rumahan. Rockwool merupakan salah satu media tanam yang cocok untuk tanaman hidroponik.

Rockwool berperan sebagai pengganti tanah mulai dari tahap penyemaian hingga proses pertumbuhan tanaman. Berikut ini langkah-langkah yang harus Anda lakukan pada tahap penyemaian.

  • Siapkan alat dan bahan, seperti baki besar, baki ukuran sedang, kain flannel seukuran baki sedang, rockwool, gergaji besi, air, dan bibit sayuran yang ingin Anda tanam.
  • Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan media tanam dengan memotong rockwool. Pilih rockwool dengan ketebalan kira-kira 2,5 cm, lalu iris rockwool menggunakan gergaji menjadi 12 hingga 18 bagian atau ukuran potongan kira-kira 2,5 x 2,5 x 2,5 cm.
  • Setelah rockwool dipotong sesuai ukuran, beri lubang pada masing-masing potongan menggunakan lidi atau tusuk gigi kira-kira 1 cm. Lubang ini berguna untuk memasukkan bibit sayuran yang akan Anda semai.
  • Masukkan satu butir bibit pada masing-masing lubang.
  • Ambil baki besar, kemudian letakkan baki ukuran sedang dengan posisi telungkup di atas baki besar dan lapisi dengan kain flannel hingga kain menyentuh bagian dasar baki besar.
  • Letakkan rockwool di atas kain flannel, lalu basahi rockwool menggunakan air hingga lembap. Jangan terlalu basah dan jangan terlalu kering.
  • Isi baki besar dengan air sekitar ¾ bagian yang berfungsi sebagai cadangan air untuk menjaga kelembapan rockwool.
  • Untuk tanaman sayuran daun, Anda bisa meletakkan wadah penyemaian di bawah sinar matahari. Untuk tanaman sayuran buah, Anda bisa meletakkan wadah di tempat gelap dan ditutup dengan plastik hitam selama 2 hari.

2. Tahap Pemindahan Bibit

Tahap selanjutnya setelah proses penyemaian adalah pemindahan bibit. Pada tahap ini, Anda bisa menggunakan sistem tanam wick atau NFT. Namun, sistem tanam yang paling banyak digunakan oleh pemula yaitu sistem tanam wick.

  • Siapkan baki, botol plastik, plastik impra yang sudah dilubangi, netpot, dan kain flannel.
  • Potong botol menjadi dua bagian kemudia beri lubang-lubang kecil dengan diameter kira-kira 1 cm.
  • Masukkan kain flannel ke lubang-lubang kecil pada botol, lalu tutup bagian atas botol dengan kain flannel.
  • Masukkan kain flannel pada bagian bawah botol dengan posisi terbalik yang bertujuan agar tanaman mendapatkan nutrisi secara optimal.

3. Tahap Pemeliharaan dan Pembesaran Sayuran Hidroponik

Tahap ini merupakan tahap yang penting untuk menentukan hasil panen. Anda harus memerhatikan sirkulasi air, kepekatan air nutrisi, kelancaran pipa, jumlah air nutrisi yang dibutuhkan tanaman, dan kebersihan bak penampungan.

Anda bisa melakukan pengecekan nilai ppm air nutrisi secara rutin, baik pada pagi maupun sore hari. Periksa pula apakah ada tanaman yang layu, kerdil, busuk, atau mati. Apabila ada tanaman yang busuk, segera buang tanaman agar tidak menyebar ke tanaman lainnya.

4. Pemanenan Sayuran Hidroponik

Untuk masa panen, tiap sayuran memiliki waktunya masing-masing. Untuk sayuran umumnya dapat dipanen pada hari ke-27 hingga hari ke-80 sejak Anda melakukan proses penyemaian. Khusus untuk sayur bayam dan kangkung, pemanenan dapat dilakukan sebanyak 3 kali.

Tempat Tanam Hidroponik

Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Cara menanam hidroponik memang praktis dan tidak memakan banyak tempat dapat dilakukan di teras atau taman rumah Anda yang tidak terlalu luas. Anda bisa menanam tanaman hidroponik di tempat-tempat berikut ini.

1. Baskom Bekas

Bagi Anda yang hendak menanam tanaman dengan cara hidroponik, Anda bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai sebagai tempat tanam hidroponik. Apabila Anda memiliki baskom yang sudah tidak terpakai, Anda bisa memanfaatkannya sebagai pot tanaman.

Caranya adalah dengan menyiapkan baskom dan media tanam. Untuk media tanam, Anda bisa menggunakan sekam bakar, batu, atau arang. Selain hemat biaya, memanfaatkan baskom bekas juga bisa membantu mengurangi sampah plastik.

2. Botol Bekas

Selain baskom bekas, Anda juga bisa memanfaatkan botol plastik atau botol kaca yang sudah tidak terpakai sebagai pot tanaman. Caranya yaitu dengan menyiapkan botol bekas, sumbu kain, dan air sebagai media tanam hidroponik yang murah meriah.

3. Paralon (Pipa)

Apabila Anda ingin menanam tanaman hidroponik dengan konsep hidroponik vertikal, Anda bisa menggunakan paralon atau pipa sebagai tempat menanam tanaman hidroponik. Tidak hanya indah dipandang, cara penanaman hidroponik vertikal dapat memberikan suasana yang teduh dan rindang.

Hidroponik vertikal juga dapat membantu mengatur sirkulasi udara menjadi lebih sejuk dan segar. Cara membuat hidroponik vertikal juga sangat mudah. Anda hanya membutuhkan paralon atau pipa yang diposisikan secara vertikal dan gunakan kain, air, sekam atau bebatuan sebagai media tanamnya.

4. Spons

Anda bisa menggunakan spons sebagai tempat budi daya tanaman hidroponik. Selain memiliki bobot yang ringan, spons sangat fleksibel dan mudah diaplikasikan. Anda hanya perlu meletakkan spons pada baki atau nampan, kemudian beri larutan air nutrisi sebagai asupan makanan bagi tanaman.

5. Lampu Bohlam

Apabila Anda ingin menanam tanaman hidroponik dengan sentuhan estestik, Anda bisa menggunakan lampu bohlam sebagai tempat tanaman hidroponik. Agar semakin terlihat elegan, Anda bisa menggukan media tanam berupa air atau hydrogel.

Karena lampu bohlam tidak memiliki pori-pori, Anda harus mengganti air secara rutin agar tidak keruh. Untuk cara pemasangannya juga sangat mudah, yaitu dengan cara digantung atau disusun secara vertikal seperti pada hidroponik vertikal.

6. Akuarium

Tidak hanya bermanfaat untuk memelihara ikan hias saja, akuarium juga bisa digunakan sebagai tempat tanam hidroponik. Selain untuk merawat ikan, penanaman secara hidroponik pada akuarium juga bisa membantu meningkatkan kesuburan tanaman.

Namun, untuk tempat tanam ini hanya untuk tanaman hias saja dan tidak disarankan untuk tanaman yang dikonsumsi, seperti sayur atau buah. Hal ini untuk menghindari kontaminasi penyakit atau bakteri yang bisa ditimbulkan dari ikan.

BACA JUGA : Tanaman Hidroponik: Media, Jenis, Cara, dan Teknik Hidroponik

Cara Bercocok Tanam Hidroponik

Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Proses penanaman tanaman secara hidroponik dapat membuat masa panen menjadi lebih cepat. Ada 2 cara menanam hidroponik yang paling banyak digunakan dan bisa Anda lakukan di rumah. Berikut ini cara penanaman hidoponik dengan sistem wick dan NFT (Nutrient Film Tech).

1. Penanaman Hidroponik dengan Wick

Cara menanam hidroponik menggunakan wick ini termasuk yang paling banyak digunakan, karena mudah dan sederhana. Alat dan bahan yang dibutuhkan juga sangat mudah dan harga terjangkau. Cara penanaman hidroponik dengan sistem wick yaitu sebagai berikut ini.

  • Siapkan alat dan bahan seperti botol bekas air mineral, alat pemotong (pisau atau gunting), kain flannel atau sumbu kompor, solder atau paku untuk melubangi botol, dan air nutrisi sebagai media tanam.
  • Potong botol menggunakan pisau atau gunting menjadi dua bagian, lalu buatlah lubang pada tutup botol menggunakan solder atau paku.
  • Gabungkan kedua bagian botol yang sudah dipotong dengan membalik bagian moncong botol ke arah bawah.
  • Pasang kain flannel atau sumbu kompor pada bagian tutup botol, kemudian tuangkan air nutrisi. Jangan lupa untuk memastikan kain flannel atau sumbu kompor sudah benar-benar menyerap air nutrisi dengan baik.
  • Tanam bibit tanaman menggunakan tanah secukupnya saja pada bagian atas botol, lalu isi dengan air nutrisi pada bagian bawah botol.
  • Jangan lupa untuk mengganti larutan nutrisi setidaknya setiap 2 hingga 3 hari sekali.

Kunci keberhasilan sistem penanaman hidroponik menggunakan wick yaitu selalu memerhatikan suplai larutan nutrisi. Jangan biarkan larutan nutrisi kosong dan lakukan penggantian larutan secara rutin. Anda juga harus melakukan perawatan yang lebih intensif apabila menggunakan sistem wick.

2. Penanaman Hidroponik dengan Nutrient Film Technique (NFT)

Selain sistem wick, Anda juga bisa menggunakan sistem NFT. Sistem ini menggunakan konsep penanaman akar yang tidak terlalu dalam, agar penyerapan air, nutrisi, dan udara pada tanaman lebih maksimal.

Jenis tanaman yang cocok ditanam menggunakan sistem ini yaitu tanaman sayur daun, seperti bayam dan kangkung. Berikut ini cara penanaman hidroponik dengan sistem NFT.

  • Langkah pertama yaitu menyiapkan pipa atau talang dan pompa.
  • Apabila Anda menggunakan pipa, Anda bisa membuat lubang pada pipa dengan menyesuaikan panjang pipa yang Anda gunakan. Pastikan untuk membuat jarak antar lubang yang satu dengan lubang lainnya.
  • Setelah pipa diberi lubang, susunlah pipa untuk dijadikan sebagai tempat tanam tanaman hidroponik.
  • Persiapkan penampung air pada bagian ujung pipa dengan posisi yang lebih rendah, agar air dapat mengalir dengan lancar.
  • Pasang pompa untuk membantu melancarkan aliran air nutrisi, sehingga bisa diserap oleh tanaman dengan baik.

Cara menanam hidroponik dengan sistem NFT ini memiliki beberapa kelebihan yaitu hemat air karena Anda tidak perlu menyiram tanaman. Tanaman yang dikembangkan dengan teknik ini akan mendapat suplai oksigen, air, dan nutrisi secara terus-menerus, sehingga pertumbuhan tanaman lebih maksimal.

Meski begitu, sistem NFT juga memiliki kelemahan yaitu biaya pembuatannya yang terbilang lebih mahal dibanding sistem wick. Penularan penyakit pada tanaman juga lebih cepat dan bergantung pada listrik, sehingga saat listrik padam dapat memengaruhi peranan pompa air sebagai alat suplai air.

Sistem Tanam Hidroponik

Cara Menanam Hidroponik Mudah dan Lengkap untuk Pemula

Di Indonesia, cara menanam hidroponik memang mulai banyak diminati, baik sebagai peluang usaha atau hanya sekadar pemuas hobi saja. Berikut ini adalah beberapa sistem tanam hidroponik yang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

1. Water Culture

Water Culture atau kultur air merupakan salah satu sistem tanam yang banyak digunakan. Sistem tanam ini juga sangat sederhana dan hanya membutuhkan 3 bahan saja yaitu netpot, gabus atau sterofoam, dan wadah untuk larutan nutrisi.

Penggunaan sistem ini juga lebih hemat biaya. Anda bisa memanfaatkan wadah apa saja, seperti baskom, kolam terpal, atau ember bak mandi anak yang sudah tidak terpakai lagi. Untuk media tanam, Anda bisa memanfaatkan gabus bekas.

Selain biayanya yang terjangkau, kelebihan sistem tanam hidroponik ini yaitu cara pembuatannya yang mudah. Dengan menggunakan teknik ini, Anda bisa menanam tanaman dalam jumlah banyak sekaligus.

Namun, di samping itu, teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa dipindah-pindah apabila Anda menggunakan kolam sebagai tempat tanam. Anda juga membutuhkan penutup agar tempat tanam tidak terkena air hujan dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman tetap terjaga.

2. Wick System

Sistem wick atau yang biasa dikenal dengan teknik sumbu merupakan sistem tanam yang paling banyak digunakan dalam budi daya hidroponik. Sesuai dengan namanya, teknik ini menggunakan sumbu pada tempat tanamnya seperti pada lampu teplok, obor, atau lampu minyak tanah (ublik).

Anda hanya membutuhkan sumbu dan wadah untuk meletakkan air nutrisi. Untuk wadah air nutrisi, Anda bisa menggunakan baskom, botol bekas, atau nampan. Untuk sumbunya, Anda bisa menggunakan sumbu kompor, kain flannel, atau baju bekas yang sudah tidak terpakai.

Biaya untuk sistem tanam wick juga sangat terjangkau, karena Anda bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar Anda. Anda juga tidak perlu membeli paralon atau starter kit untuk perlengkapan tanam. Anda hanya membutuhkan bibit tanaman dan rockwool sebagai media tanam.

Meski biayanya murah dan cara pembuatannya yang mudah, sistem tanam wick juga memiliki kelemahan yaitu memakan tempat yang cukup banyak. Hal ini dikarenakan satu tanaman membutuhkan satu perangkat atau tempat.

3. Nutrient Film Technique (NFT)

Sistem tanam NFT ini juga banyak digunakan, baik dalam skala kecil hingga skala komersial yang cakupannya luas. Perakitan pada sistem tanam ini terbilang mudah dan tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas.

Kelebihan lainnya yaitu mudah untuk dimodifikasi ke dalam berbagai perangkat tanam yang bervariasi, seperti disusun secara mendatar, vertikal, miring, atau piramida. Anda juga bisa menggunakan talang air untuk mengganti pipa paralon sebagai tempat tanamnya.

Selain itu, sistem tanam ini juga lebih fleksibel, karena bisa dipindah-pindah dan dibongkar pasang menyesuaikan kebutuhan. Sistem tanam ini sangat cocok diterapkan untuk lahan terbuka atau di dalam ruangan kaca.

Bahan yang dibutuhkan untuk sistem tanam NFT yaitu talang atau paralon, netpot, selang ukuran sedang, rak tata, dan pompa air. Untuk rak tata, Anda bisa membuatnya sendiri menggunakan bambu atau kayu.

4. Aeroponic System

Sistem aeroponik merupakan sistem tanam hidroponik yang memanfaatkan bantuan angin untuk menyalurkan nutrisi. Pemberian nutrisi pada sistem ini menggunakan semprotan yang bertujuan untuk mendistribusikan nutrisi ke akar tanaman agar terserap secara optimal.

Sistem aeroponik cocok diterapkan untuk tanaman buah yang rentan dengan air atau jenis tanaman umbi-umbian. Namun, dibandingkan dengan sistem tanam lainnya, aeroponik membutuhkan biaya operasional yang lebih mahal dan instalasi atau perakitan yang cukup rumit.

5. Drip System

Drip system atau sistem irigasi tetes merupakan sistem tanam hidroponik yang instalasi cukup rumit. Bahan yang dibutuhkan untuk sistem tanam ini juga lebih banyak dan mahal. Cara kerja sistem ini yaitu dengan memompa air nutrisi dan dialirkan ke lubang tanaman menggunakan selang kecil.

Namun, dibandingkan sistem tanam lainnya, drip system memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan sistem irigasi tetes yaitu bisa bekerja secara otomatis dan memungkinkan untuk melakukan penanaman tanaman dalam jumlah dan jenis yang banyak sekaligus.

6. Ebb and Flow

Ebb dan flow merupakan sistem tanam yang biasa dikenal dengan sebutan sistem pasang surut atau sistem pengairan tanaman seperti pada umumnya. Pada fase pasang, nutrisi yang berasal dari wadah nutrisi akan disiramkan ke wadah tanaman.

Pada fase surut, air yang ada di wadah tanam akan menetes ke wadah nutrisi yang berada di bawah wadah tanam. Sesuai dengan namanya, proses pasang surut ini akan berlangsung secara berulang-ulang.

Untuk alat dan bahan sistem tanam ini cukup banyak dan sedikit rumit. Anda harus menyiapkan dua wadah untuk wadah tanam dan wadah air nutrisi, pompa air akuarium, netpot, dan pipa ukuran sedang. Untuk menghemat biaya alat dan bahan, Anda bisa memanfaatkan barang-barang di sekitar Anda.

Kelebihan dari sistem ebb and flow ini adalah sistem kerjanya yang otomatis dan bisa menanam tanaman dalam jumlah banyak. Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan, yaitu biayanya yang mahal, instalasi yang rumit, dan perakitan yang cukup sulit.

Kesimpulan

Cara menanam hidroponik dan sistem tanam hidroponik cukup bervariasi mulai dari yang mudah hingga yang rumit, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan biaya yang Anda miliki. Tanaman yang dihasilkan dari hidroponik juga lebih sehat, segar, dan aman dikonsumsi karena bebas pestisida.

Baca Juga Artikel Yang Berkaitan Dengan Tanaman Hidroponik :

Berbagi infromasi dari setiap tulisan

You might also like
close